Rookie of The Year : Endah N Rhesa

Pasutri muda paling berbakat dan paling serasi saat ini yang sukses mengubah musik akustik menjadi histeria massal kembali.

“Kami ingin bahagia.” sepotong kalimat pendek itu meluncur secara bersamaan dari mulut pasangan suami istri paling serasi saat ini, Endah Widiastuti dan Rhesa Adityarama. Selama beberapa tahun belakangan mereka lebih dikenal publik sebagai duo akustik Endah N Rhesa.

“Misalnya kami populer tapi tidak bahagia, kaya tapi tidak bahagia, lebih baik nggak deh. Fun dulu, bahagia dulu. Kalau dari musik bisa fun, bahagia dan kaya sekaligus asyik juga [tertawa],” jelas Rhesa menjelaskan tujuan bermusik mereka berdua.
“Bagi Endah N Rhesa sejauh ini keputusan-keputusan yang membuat kami puas, baik dari sisi kreativitas, bisnis atau manajemen, berkunci pada kebahagiaan,” urai Endah mantap.

Setahun terakhir ini mungkin adalah momen yang paling membahagiakan pula dalam kehidupan mereka berdua. CD debut Endah N Rhesa, Nowhere To Go, yang melejitkan single “When You Love Someone” dan rilis tahun lalu via Demajors hingga kini telah terjual lebih dari 15.000 keping di seluruh Indonesia. Uniknya, sebagian penjualan CD ini mereka capai dengan cara direct selling di venue, sesuatu yang terbilang masih jarang terjadi pada artis-artis di Indonesia.

Pencapaian ini boleh dibilang terjadi berkat penampilan mereka yang selalu memukau penonton di setiap acara, mulai dari tampil reguler di kafe, kampus, pentas seni, peluncuran produk, dan yang paling sering adalah menghibur di pesta-pesta pernikahan. Sepertinya, sekarang ini hampir setiap acara musik yang digelar di ibukota selalu memampang nama mereka berdua.

Salah seorang legenda hidup musik pop Indonesia, Fariz RM, bahkan secara harfiah menyembah di atas panggung ketika untuk pertama kalinya ia menyaksikan penampil-an duo akustik ini di kampus Universitas Brawijaya, Malang, beberapa waktu lalu.

“Mereka dahsyat, keren banget! Terus terang, selama ini saya sebenarnya sudah tahu cerita tentang mereka dan pernah menyaksikan di TV tapi selalu terpotong-potong nontonnya. Sayang sekali mereka tinggal di Indonesia, kalau di luar negeri mereka pasti sudah sangat kaya raya [tertawa],” puji Fariz RM saat itu.

Endah N Rhesa juga menerima penghargaan sebagai “The Best Acoustic Act” se-Asia Tenggara versi Junksounds Awards 2009 dari majalah terkemuka Junk yang berbasis di Malaysia. Belum lagi mereka juga sempat dinominasikan sebagai “The Best Cutting Edge Artist” dari ajang Penghargaan MTV Indonesia 2009.

Kebahagiaan tak hanya berakhir sampai di sana. Perkawinan musikal yang telah terjadi sejak 2005 akhirnya semakin mereka kukuhkan dalam ikatan pernikahan sebagai sepasang suami istri untuk selama-lamanya pada akhir 2009 silam. Pesta pernikahan yang terbilang rock & roll diselenggarakan di Rolling Stone Live Venue, selain dihadiri para kerabat dan sanak saudara juga menampilkan di antaranya, Gugun Blues Shelter, Adrian Adioetomo, Andre Harihandoyo, TOR serta sebuah penampilan kejutan dari Armand Maulana dan Dewa Budjana.

Duo ini awalnya tergabung dalam sebuah band rock bernama Me & The Pirates. Pada fase ini Endah sempat bermimpi menjadi lady rocker a la Nicky Astria. Tahun 2004, Endah memutuskan berkuliah di Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan dan mengundurkan diri dari band karena letak geografis kampus yang jauh menyulitkannya berkonsentrasi di band.

Sementara Rhesa yang di dekade akhir ‘90-an sempat membawakan Limp Bizkit dan terpilih menjadi pemain bas terbaik di ajang kompetisi band yang diselenggarakan Polda Metro Jaya sebelumnya pernah tergabung pula di band progresif metal fusion bernama Pendulum. Rhesa adalah alumnus IT di Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Rolling Stone bertemu Endah N Rhesa untuk pertama kalinya di pertengahan 2008 di sebuah kafe yang digandrungi anak muda bernama Loca di kawasan Kemang, Jakarta. Di saat bersamaan pula penyanyi Glenn Fredly terpukau menyaksikan kedahsyatan musik akustik yang mereka tampilkan di malam itu. Belakangan ia mengajak serta Endah N Rhesa dan Sandhy Sondoro berkolaborasi di lagu “Let’s Say Love” di album terbarunya, Lovevolution.

Impresi pertama menyaksikan Endah N Rhesa sangat unik dan mengesankan. Seorang perempuan kurus kecil berambut panjang mengenakan kacamata besar namun piawai bermain gitar akustik dengan kualitas vokal yang sangat prima. Sementara pasangannya yang tinggi, berkacamata dan berambut kribo, andal memainkan bass tak hanya sebagai instrumen gitar namun juga menimbulkan bebunyian nan perkusif. Mereka hanya berdua namun kapasitas musik yang mereka mainkan mampu membuat penonton seperti mengalami sensasi musikal dari pertunjukan sebuah band. Dahsyat!

Menyaksikan langsung Endah N Rhesa memang punya sensasi beberapa kali lipat dibanding mendengar rekaman CDnya. Perpaduan antara storytelling, improvisasi bermusik yang memukau dengan suguhan pop akustik bernuansa folk, jazz, blues, rock & roll dalam satu konsep kemasan yang utuh dan sangat menghibur. Tak berlebihan rasanya jika menyebut Endah N Rhesa berhasil mengubah musik akustik menjadi luar biasa tidak monoton seperti yang kerap ditawarkan sebelumnya. Oleh : Wendi Putranto


 sumber : http://rollingstone.co.id/
seorang yang simpel, klasik, minimalis, kreatif, suka hal baru, gak suka yg terlalu rumit ato ruwet... egois (maybe.. tp bkn 'tuk kpntingan pribadi!!) hehehe..^_^

Posting Komentar